BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran
merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan ini akan
mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.
Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi
dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi
pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi
pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil
pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan
dalam memilih metode dan
strategi
pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan
memilih metode dan strategi
pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan
pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga
menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan
pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan
strategi pembelajaran.
Belajar bahasa
pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik
lisan maupun tulis. Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi
pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara,
menyimak, dan mendengarkan.
Sedangkan
tujuan pembelajaran bahasa, adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai
konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna,
peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa.
Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
Ada dua pendapat
yang bertentangan di tengah pengajaran bahasa Indonesia. Di satu sisi, banyak
keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat terhadap penguasaan bahasa Indonesia
si anak didik. Keluhan itu terutama karena si anak didik dianggap kurang mampu
menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun secara tertulis. Di sisi
lain, di sebagian siswa/mahasiswa mengatakan pembelajaran bahasa Indonesia
sangat membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang
kurang menarik sehingga secara tidak langsung siswa kurang aktif dalam
pembelajaran.
Salah satu
keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh metode, starategi, dan pendekatan yang
digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Banyak pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan dan guru harus cermat dalam memilih
pendekatan mana yang cocok digunakan untuk lingkungannya.
Anthony (dalam
Ramelan, 1982) mengatakan bahwa pendekatan mengacu pada seperangkat asumsi yang
saling berkaitan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan
merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa
bermacam-macam, antara lain asumsi menganggap bahasa sebagai kebiasaan, ada
pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya
dilisankan , dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah.
Pendekatan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia dipandang sesuai dengan seperangkat asumsi
yang saling berkaitan, yakni pendekatan kontekstual, pendekatan komunikatif,
pendekatan terpadu, dan pendekatan proses. Menurut Aminuddin (1996) pendekatan
merupakan seperangkat wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai landasan
berpikir dalam menentukan metode, strategi, dan prigunakan sebagai landasan
berpikir dalam menentukan metode, strategi, dan prosedur dalam mencapai target
hasil tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Metode
dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembicaraaan mengenai strategi
pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pendekatan,
metode, dan teknik mengajar. Machfudz (2002) mengutip penjelasan Edward
M. Anthony (dalam H. Allen and Robert, 1972) menjelaskan sebagai berikut.
a.
Pendekatan Pembelajaran
Istilah
pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang hakekat
bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip
pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan
tesisi-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa,
serta fungsi dan pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat
bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar
bahasa sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguistil. Pendekatan pembelajaran
lebih bersifat aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori linguistik
dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Dari pendekatan
ini diturunkan metode pembelajaran bahasa. Misalnya dari pendekatan berdasarkan
teori ilmu bahasa struktural yang mengemukakan tesis-tesis linguistik menurut
pandangan kaum strukturalis dan pendekatan teori belajar bahasa menganut aliran
behavioerisme diturunkan metode pembelajaran bahasa yang disebut Metode Tata
Bahasa (Grammar Method).
Berikut
murupakan macam- macam pendekatan pengajaran bahasa, di antaranya adalah:
1.
Pendekatan Tujuan
2.
Pendekatan Komunikatif
3.
Pendekatan Ketrampilan Proses
4.
Pendekatan Struktural
5.
Pendekatan Whole Language
6.
Pendekatan Kontekstual
7.
Pendekatan Pragmatif
8.
Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif)
9.
Pendekatan
Spiral
10.
Pendekatan Lintas Materi
b. Metode
Pembelajaran
Istilah metode berarti perencanaan
secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur.
Istilah ini bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam
pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan
secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian
pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.
Dalam strategi pembelajaran, terdapat
variabel metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) strategi
pengorganisasian isi pembelajaran,
b) strategi
penyampaian pembelajaran, dan
c) startegi
pengelolaan pembelajaran
B.
Langkah -
Langkah Menetapkan Metode, Strategi, dan Pendekatan Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Karakteristik bahasa Indonesia adalah ciri khas atau
sifat pembelajaran bahasa Indonesia sebagai sebuah ilmu. Adapun langkah-langkah
karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia adalah bersifat kontekstual,
bersifat komunikatif, bersifat sistematis, menantang pembelajar untuk
memecahkan masalah-masalah nyata, membawa pembelajar ke arah pembelajaran yang
aktif, dan penyusunan bahan pembelajaran dilakukan oleh guru sesuai dengan
minat dan kebutuhan pembelajaran, itu adalah salah satu langkah awal dalam
menetapkan pendekatan pembelajaran bahasa indonesia.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya
tergolong ke dalam 3 jenis tujuan, yaitu tujuan afektif, kognitif, dan
psikomotorik. Tujuan afektif berkaitan dengan penanaman rasa bangga dan
menghargai bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi. Tujuan kognitif
berkaitan dengan proses pemahaman bentuk, makna, dan fungsi bahasa Indonesia.
Tujuan psikomotorik berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
untuk berbagai kepentingan.
Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia dapat digolongkan ke
dalam 2 jenis, yaitu fungsi instrumentatif dan fungsi intrinsik. Fungsi
instrumentatif adalah fungsi pembelajaran bahasa Indonesia sebagai sarana
komunikasi. Fungsi intrinsik adalah fungsi pembelajaran bahasa Indonesia
sebagai proses pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.
Manfaat pembelajaran bahasa Indonesia dapat bersifat
praktis dan strategis. Adapun yang menjadi manfaat pembelajaran bahasa
Indonesia adalah meningkatkan kemampuan komunikasi, pembentuk perilaku positif,
sarana pengembang ilmu pengetahuan, sarana memperoleh ilmu pengetahuan, sarana
pengembang nilai norma kedewasaan, sarana ekspresi imajinatif; sarana
penghubung dan pemersatu masyarakat Indonesia, dan sarana transfer kultural.
C.
Metode dan Strategi Pembelajaran
BahasaIndonesia yang Ideal
Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia baik
di kelas rendah
maupun kelas tinggi terdapat berbagai jenis metode, strategi, dan pendekatan dalam penyampaian kegiatan
pembelajaran. Dari berbagai macam pendekatan pembelajaran, Pendekatan Komunikatif yang paling ideal untuk diterapkan dalam pembelajaran
berbahasa.
Pendekatan
komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi
komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, juga mengembangkan
prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca,
berbicara, dan menulis), mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa.
Pendekatan
komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada pemikiran bahwa
kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus
dicapai dalam pembelajaran bahasa. Jadi pembelajaran yang komunikatif adalah
pembelajaran bahasa yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan yang
memadai untuk mengembangkan kebahasaan dan menunjukkan dalam kegiatan berbahasa
baik kegiatan produktif maupun reseptif sesuai dengan situasi nyata, bukan
situasi buatan yang terlepas dari konteks.
Ciri-ciri utama
pendekatan pembelajaran komunikatif ada dua kegiatan yang saling berkaitan
yakni adanya kegiatan-kegiatan:
a)
Komunikasi Fungsional
Terdiri atas
empat yakni: mengolah informasi, berbagi dan mengolah informasi, berbagi informasi dengan kerja sama terbatas,
dan berbagi informasi dengan kerja sama tak terbatas.
b)
Kegiatan yang sifatnya interaksi
sosial.
Terdiri dari 6 hal yakni: improvisasi, lakon-lakon pendek
yang lucu, aneka simulasi (bermain peran), dialog dan bermain peran,
siding-sidang konversasi dan diskusi, serta berdebat.
Ciri-ciri pendekatan pembelajaran komunikatif, Menurut
Brumfit dan Finocchiaro ciri-ciri pendekatan komunikatif yaitu:
1)
Makna merupakan hal yang terpenting
2)
Percakapan harus berpusat di sekitar
fungsi komunikatif dan tidak dihafalkan secara normal
3)
Kontekstualisasi merupakan premis
pertama
4)
Belajar bahasa berarti belajar
berkomunikasi
5)
Komunikasi efektif dianjurkan
6)
Latihan atau drill diperbolehkan
7)
Ucapan yang dapat dipahami diutamakan
8)
Setiap alat bantu peserta didik
diterima dengan baik
9)
Segala upaya untuk berkomunikasi dapat
didorong sejak awal
10)
Penggunaan bahasa secara bijaksana
dapat diterima bila memang layak
11)
Terjemaah digunakan jika diperlukan
peserta didik
12)
Membaca dan menulis dapat dimulai sejak
awal
13)
Sitem bahasa dipelajari melalui
kegiatan berkomunikasi
14)
Komunikasi komunikatif merupakan tujuan
15)
Variasi linguistik merupakan konsep
inti dalam materi dan metodologi
16)
Urutan ditentukan berdasarkan
pertimbangan isi, fungsi, atau makna untuk memperkuat minat belajar
17)
Guru mendorong peserta didik agar dapat
bekerja sama dengan menggunakan bahasa itu
18)
Bahasa diciptakan oleh peserta didik
melalui mencoba dan mencoba
19)
Kefasihan dan bahasa yang berterima
merupakan tujuan utama
20)
Peserta didik diharapkan dapat
berinteraksi dengan orang lain melalui kelompok atau pasangan, lisan dan tulis
21)
Guru tidak bisa meramal bahasa apa yang
akan digunakan peserta didiknya.
22)
Motivasi intrinsik akan timbul melalui
minat terhadap hal-hal yang dikomunikasikan.
Strategi merupakan sebuah rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Beberapa komponen yang terdapat dalam
strategi adalah:
a) Tujuan
Untuk mengembangkan kompetensi komunikatif para
pembelajar bahasa yang mencakup kemampuan menafsirkan bentuk-bentuk linguistik.
b) Materi
Ada tiga jenis materi yang di pakai dala pembelajaran
bahasa denagn pendekatan komunikatif yakni materi yang berdasarkan teks, materi
berdasarkan tugas, dan meteri berdasarkan realita.
c) Metode
d) Teknik
e)
Media
Media pembelajaran yang sering kita kenal adalah
replika,gambar, duplikat, planel, kertas karton, radio, video, dsb.
f)
Evaluasi
Dalam pembelajaran bahasa sebenarnya
ada tiga tes yang dapat di gunakan yaitu tes distrik, tes integratif, dan tes
pragmatik. Namun pada pendekatan konunikatif, tes yang cocok untuk di gunakan
adalah tes integratif dan tes pragmatif. Yang termasuk tes integratif: menyusun
kalimat, menafsirkan wacana yang dibaca atau didengar, memahami bacaan yang
didengar atau dibaca. Dan menyusun kalimat yang disediakan. Sedangkan yang
termasuk tec pragmatif: dikte, berbicara, paraphrase, dan menjawab pertanyaan.
Saksomo (1984) menjelaskan bahwa metode
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain (1) metode gramatika-alih
bahasa, (2) metode mimikri-memorisasi, (3) metode langsung, metode oral, dan
metode alami, (4) metode TPR dalam pengajaran menyimak dan berbicara, (5) metode
diagnostik dalam pembelajaran membaca, (6) metode SQ3R dalam pembelajaran
membaca pemahaman, (7) metode APS dan metode WP2S dalam pembelajaran membaca
permulaan, (8) metode eklektik dalam pembelajaran membaca, dan (9) metode SAS
dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan.
Istilah metode dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini lebih bersifat prosedural dalam
arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui
langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan
perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan
penilaian hasil belajar. Sedangkan menurut Salamun (2002), metode pembelajaran
adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di
bawah kondisi yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah sebuah cara untuk perencanaan secara utuh dalam menyajikan materi
pelajaran secara teratur dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Keefektifan
pembelajaran dapat diukur dengan tingkat pencapaian pebelajar. Efisiensi
pembelajaran biasanya diukur rasio antara jefektifan dan jumlah waktu yang
dipakai pebelajar dan atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya tatik
pembelajaran biasanya juga dapat diukur dengan mengamati kecenderungan siswa
untun tetap terus belajar. Adapaun daya tarik pembelajaran erat sekali dengan
daya tarik bidang studi. Keduanya dipengaruhi kualitas belajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Salah satu keberhasilan suatu
pembelajaran ditentukan oleh metode,
starategi, dan pendekatan yang digunakan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran tersebut. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dan
guru harus cermat dalam memilih pendekatan mana yang cocok digunakan untuk
lingkungannya
Metode,
strategi, dan pendekatan pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode, strategi, dan pendekatan dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran
Dari
semua metode, strategi, dan pendekatan mengajar yang telah disebutkan di atas
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu metode akan cocok
diterapkan dalam suatu suasana belajar mengajar apabila metode tersebut cocok
dengan suasana yang sedang berlangsung, sesuai dengan kondisi yang sedang dialami
oleh peserta didik. Tidak ada metode yang paling baik yang ada hanyalah
bagaimana cara seorang pendidik mampu melihat kondisi anak didiknya untuk
menerapkan metode mengajar yang paling cocok untuk peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Saksomo, Dwi.
1983. Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.
Machfudz, Imam.
2000. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal
Bahasa dan Sastra UM.
Gulo ,W . 2002 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta :
Grasindo.
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan
Belajar.Bandung: Tarsito
Uno, B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Solehan, T.W,
dkk. 2001. Hakikat Pendekatan, Prosedur,
dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Pendekatan Komunikatif-
Sistem Pembelajaran Bahasa Indonesia (Modul UT). Jakarta. Pusat Penerbitan
UT.